
KULIAH LAPANGAN 2025
Pada tanggal 2–3 Juni 2025, sebanyak 23 mahasiswa mengikuti kegiatan Kuliah Lapangan dengan tema Integrasi Sains di Kebun Pertanian dan Museum Zoologi untuk Konservasi dan Pembelajaran Berkelanjutan. Kegiatan ini bukan sekadar perjalanan akademik biasa, melainkan langkah nyata dalam menjembatani teori yang selama ini mereka pelajari di kelas dengan pengalaman langsung di lapangan. Di tengah tantangan zaman dan kompleksitas dunia kerja yang terus berkembang, kegiatan seperti ini menjadi fondasi penting dalam mencetak generasi akademisi dan praktisi yang adaptif, cerdas, dan peduli terhadap lingkungan.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs. Agung Pranoto, M.Pd, dan dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas—Dekan, Wakil Dekan I, II, dan III—serta para dosen dari program studi Pendidikan Biologi. Kehadiran para pimpinan ini menunjukkan dukungan penuh terhadap pentingnya pembelajaran yang berbasis pengalaman langsung, di mana mahasiswa tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu mengamati, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari realitas yang mereka hadapi di lapangan.
Kebun pertanian dan museum zoologi yang menjadi lokasi utama kegiatan ini dipilih bukan tanpa alasan. Keduanya merupakan sumber belajar yang sarat nilai edukatif, ekologis, dan sosial. Mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya konservasi, mempelajari keanekaragaman hayati, dan mengamati interaksi antara manusia dan alam secara holistik. Ini adalah bentuk integrasi ilmu pengetahuan yang tidak hanya memperkaya pemahaman teoritis, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap keberlanjutan kehidupan.
Melalui kuliah lapangan ini, mahasiswa diharapkan mampu membangun koneksi antara ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan kebutuhan dan tantangan nyata di masyarakat. Pengalaman ini menjadi bekal penting bagi mereka untuk lebih siap memasuki dunia kerja, baik sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan dan lingkungan, maupun sebagai wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan mengambil inisiatif menjadi nilai-nilai utama yang coba ditanamkan melalui kegiatan ini.
Pada akhirnya, kuliah lapangan ini bukan hanya soal pembelajaran di luar ruangan, tetapi juga tentang membentuk karakter, menumbuhkan kepekaan, dan memupuk semangat kolaborasi serta inovasi. Semoga kegiatan ini menjadi titik awal bagi lahirnya generasi pendidik dan pejuang lingkungan yang tak hanya berilmu, tetapi juga berdaya cipta dan berdampak nyata bagi masyarakat dan alam semesta. (wdp)